Jumat, 26 September 2008

Dua orang sahabat bertemu di tengah jalan. Salah seorang di antaranya
memperlihatkan wajah murung, seolah-olah cerahnya hari itu tampak
seperti mendung baginya.

Teman 1: "Kenapa, lu. Kok kayaknya sedih banget?"
Teman 2: "Tiga minggu yang lalu, Om gua meninggal dunia, dan gua dapet
warisan 100 juta rupiah"

Teman 1: "Lha, bagus, dong!"
Teman 2: "Bagus apaan? Denger dulu cerita gua. Nah, dua minggu yang lalu
salah seorang sepupu gua meninggal karena tabrakan. Gua
dapet warisan motor Harley-nya"

Teman 1: "Enak banget nasib lu!"
Teman 2: "Terus, minggu lalu kakek gua meninggal dunia, gua dapet
warisan 500 juta rupiah dan sebuah rumah di Pondok Indah"

Teman 1: "Gile benerrrr!!! Lantas ngapain lu kelihatannya sedih banget
hari ini?"

Teman 2: "Soalnya minggu ini belum ada yang meninggal!"

Belajar Sambil Bekerja

Seringkali kita lihat di terminal bus kota, anak kecil menjajakan koran dengan ceria, tanpa beban hidup. Mereka seakan tidak pernah perduli dengan cibiran orang yang mengasihani mereka. Begitu pula di masyarakat pantai, seringkali anak-anak miskin telah tereksploitasi oleh orang-orang dekatnya untuk bekerja menjajakan barang-barang di tempat pariwisata saat hari libur sekolah atau ketika usai belajar di sekolah dasar/ibtidaiyah.

Mereka berjualan hasil produksi dari pabrik, seperti kipas, mobil-mobilan, boneka, serta sekedar mencari uang makan atau menambah pendapatan keluarga. Sekilas adalah contoh konkrit dari kebiasaan masyarakat tradisional miskin menjalani kehidupan dengan bekerja. Pada tradisi petani, seringkali anak bekerja secara part time untuk membantu orang tua mereka di sawah, mengantar hasil ke pasar untuk dijual. Tradisi ini terus menyatu di antara denyut pendidikan yang mengarah kontekstualisasi: bagaimana orang bisa bekerja dari hasil pendidikan yang terus mereka gali.


Di dunia kampus, mahasiswa sudah lebih dewasa dan mampu mengolah pikir untuk mencari pekerjaan. Mereka seakan acuh dan tak acuh dengan jerih payah orang tua yang telah mengucurkan keringat membiasakan mengirim anak dengan uang hasil dari kerja. Pada budaya menengah ke atas, ada budaya yang mengakar bahwa bekerja adalah perbuatan nista, kepercayaan ini mendorong lahirnya sikap tidak perduli dan gengsi bagi sebagian mahasiswa untuk bergelut di antara pekerjaan yang menghasilkan uang menopang studi mereka. Mereka terpenjara oleh kepercayaannya yang membiasakan diri membaca tanpa mau bekerja kasar seperti anak-anak dan orang miskin kebanyakan. Membongkar mitos tersebut memanglah tidak mudah. Jika merasuki mahasiswa kebanyakan dari keluarga berada, maka akan mengalami kedangkalan pengalaman dari lika-liku bagaimana susahnya mencari uang guna memenuhi kebutuhan hidup.

Berbeda budaya di Barat, seperti Jepang atau Amerika, kebanyakan pada usia mahasiswa, orang tua sudah tidak membiayai kehidupan mereka. Dengan budaya kerja yang mereka usung, sangat banyak ditemukan mahasiswa bekerja sambil kuliah dengan menjadi loper korban, wartawan, membersihkan kantor dan di pabrik. Mereka terbiasa dengan kuliah sambil terus berkarier di bidang bakat yang terus terlatih dengan usaha nyata. Dalam tradisi agama, betapa nabi-nabi telah bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tanpa bekerja, akan sulit nantinya menemukan pekerjaan yang terintis dari bawah.

Bekerja merupakan perwujudan dari aktualisasi diri. Puncak dari kebutuhan manusia menurut Maslow adalah beraktualisasi diri. Perwujudan aktualisasi diri akan nampak dari hasil usaha yang dikerjakan secara penuh dan sungguh-sungguh. Dengan berusaha melatih diri secara terus menerus secara maksimal akan menempa pribadi lebih tangguh menghadapi pasang surut kehidupan. Pendidikan di bangku kuliah akan mendorong usaha mahasiswa untuk ulet dan mempunyai pengalaman secara dinamis tentang aplikasi teori-teori yang digeluti di antara meja kampus.

Para mahasiswa bisa saja mengambil pekerjaan seusai kuliah dengan memberikan les privat, bekerja di pabrik, menjadi kuli, sales dan membantu memberikan jasa layanan kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti mengadakan pengetikan komputer, bengkel, jasa internet dan cleaning service. Pekerjaan semacam itu tidak membutuhkan skill yang terlalu rumit, hanya membutuhkan sikap berani dan membuka diri bahwa pekerjaan akan membantu usaha mandiri dengan cepat. Keyakinan itu penting untuk menerima diri dalam dunia usaha, dari pada menunggu selesai menjadi sarjana baru memulai bekerja. Hal itu akan sangat terlambat dan menjadikan pengangguran semakin bertambah.

Jika mahasiswa mempunyai bakat dan keberanian memulai usaha, maka sejak awal harus dikembangkan dan berusaha mewujudkan saat ini. Menunda pekerjaan hanya akan membawa ketergantungan hidup dan membawa penderitaan. Dengan bekerja sejak awal, pengalaman dan kedewasan sikap akan menempa mahasiswa menjadi pekerja keras yang mengutamakan nilai rasional. Tunggu apa lagi, ayo bekerja dengan gembira. Apapun yang kita lakukan akan membawa nilai guna untuk kemajuan diri. Bekerja apapun demi menopang hidup dengan kualitas lebih baik, akan mendorong upaya kemajuan peradaban generasi kerja mencapai prestasi tinggi. Bermalasan dan menunda pekerjaan akan menambah penderitaan yang membawa kemiskinan semakin melebar. Upaya mahasiswa hidup mandiri perlu diapresiasi yang memungkinkan lahirnya tradisi kebebasan yang memberikan ruang usaha keras mewujudkan asa.

Kemandirian adalah puncak hasil kemandirian seseorang.

10 WEBSITE PENGEMBANGAN DIRI

PRIBADI YANG LEBIH BAIK


Pengembangan diri tidak hanya di bangku sekolah. Bila merasa kurang, Internet menawarkan beragam bentuk pengembangan diri yang mugkin Anda butuhkan.

Banyak hal yang perlu kita tingkatkan di samping ilmu yang didapatkan dari bangku sekolah atau perkuliahan. Tidak ada salahnya jika Anda memperbaiki diri dengan meningkatkan berbagai kemampuan seperti communication skill, negotiation skill, time management, leadership, positive thinking dan kemampuan lain yangtentunya akan mendukung anda dalam usaha mencapai cita-cita.
Keahlian seperti ini bisa Anda peroleh dengan berbagai cara, misalnya dengan mengikuti training, membaca buku ataupun dengan cara-cara lain yang biasanya mengura kantong. Namun di era informasi ini, kenapa kenapa kita tidak coba gunakan berbagai sumber informasi pengembangan diri yang ada di internet. Dari sumber berita ini (Computer Easy) kali ini akan mengulas mengenai beberapa website yang dapat membantu anda dalam melakukan pengembangan diri secara gratis.


1. www.free-online-training-resources.com
Beragam topik Pengembangan Diri. Bagi Anda saat ini yang sedang gencar melakukan Pengembangan Diri, site ini merupakan salah satu website yang wajib untuk anda kunjungi.
2. www.ukans.edu/cwis/units/coms2/vpa/vpa
Public speaking. Sebuah website panduan yang memberikan wawasan gamblang seputar public speaking yang lebih baik.
3. www.nwlink.com/-donclark/leader
Menjadi Pemimpin. Berisi beragam topik menarik yang wajib dikunjungi oleh anda yang tertarik akan kepemimpinan.
4. http://positiveteenso.tripod.com/
Posistive Thinking. Panduan untuk hidup ke arah yang lebih baik dan mengisinya dengan kegiatan positiv yang berharga.
5. http://www.givetogetmarketing.com/
Teknik Menjual. Mengenal lebih dalam teknik menjual yang baik dan efektif.
6. http://www.mindtools.com/
Perangkat bagi Otak Anda. Informasi yang disajikan menarik dan sangat berguna dengan pilihan versi offline.
7. http://www.oneishy.com/personality/
Tes Kepribadian. Dengan mengenal tipe kepribadian, anda akan dapat lebih mudah dalam melakukan pengembangan pribadi.
8. http://www.motivation123.com/
Motivasi Diri. Baik untuk mendapatkan semangat baru dalam menjalani keseharian Anda.
9. http://thepargroup.com/
Keuntungan Mendengarkan. Artikel dalam site ini mengajak Anda untuk melihat dan memahami keuntungan dan mendengarkan.
10. http://creativequotations.com/
Pepatah yang Kreatif. Belajar dan mendapatkan inspirasi dari pepatah para orang terkenal dunia.

TuLiSaN DiAtAs PadaNG PaSir

Tulisan Di Atas Pasir
Di pesisir sebuah pantai, tampak dua anak sedang berlari-larian, bercanda, dan bermain dengan riang gembira. Tiba-tiba, terdengar pertengkaran sengit di antara mereka. Salah seorang anak yang bertubuh lebih besar memukul temannya sehingga wajahnya menjadi biru lebam. Anak yang dipukul seketika diam terpaku. Lalu, dengan mata berkaca-kaca dan raut muka marah menahan sakit, tanpa berbicara sepatah kata pun, dia menulis dengan sebatang tongkat di atas pasir: "Hari ini temanku telah memukul aku !!!" Teman yang lebih besar merasa tidak enak, tersipu malu tetapi tidak pula berkata apa-apa. Setelah berdiam-diaman beberapa saat, ya ...dasar-anak-anak, mereka segera kembali bermain bersama. Saat lari berkejaran, karena tidak berhati-hati, tiba-tiba anak yang dipukul tadi terjerumus ke dalam lubang perangkap yang dipakai menangkap binatang. "Aduh.... Tolong....Tolong!" ia berteriak kaget minta tolong.


Temannya segera menengok ke dalam lubang dan berseru, "Teman, apakah engkau terluka? Jangan takut, tunggu sebentar, aku akan segera mencari tali untuk menolongmu." Bergegas anak itu berlari mencari tali. Saat dia kembali, dia berteriak lagi menenangkan sambil mengikatkan tali ke sebatang pohon. "Teman, aku sudah datang! Talinya akan kuikat ke pohon, sisanya akan kulemparkan ke kamu. Tangkap dan ikatkan dipinggangmu, pegang erat-erat, aku akan menarikmu keluar dari lubang." Dengan susah payah, akhirnya teman kecil itu pun berhasil dikeluarkan dari lubang dengan selamat. Sekali lagi, dengan mata berkaca-kaca, dia berkata, "Terima kasih, sobat!" Kemudian, dia bergegas berlari mencari sebuah batu karang dan berusaha menulis di atas batu itu, "Hari ini, temanku telah menyelamatkan aku." Temannya yang diam-diam mengikuti dari belakang bertanya keheranan, "Mengapa setelah aku memukulmu, kamu menulis di atas pasir dan setelah aku menyelamatkanmu, kamu menulis di atas batu?" Anak yang di pukul itu menjawab sabar, "Setelah kamu memukul, aku menulis di atas pasir karena kemarahan dan kebencianku terhadap perbuatan buruk yang kamu perbuat, ingin segera aku hapus, seperti tulisan di atas pasir yang akan segera terhapus bersama tiupan angin dan sapuan ombak." "Tapi, ketika kamu menyelamatkan aku, aku menulis di atas batu, karena perbuatan baikmu itu pantas dikenang dan akan terpatri selamanya di dalam hatiku, sekali lagi, terima kasih sobat." Pembaca yang budiman,
Hidup dengan memikul beban kebencian, kemarahan dan dendam, sungguh melelahkan. Apalagi bila orang yang kita benci itu tidak sengaja melakukan bahkan mungkin tidak pernah tahu bahwa dia telah menyakiti hati kita, sungguh ketidakbahagiaan yang sia-sia. Memang benar.... bila setiap kesalahan orang kepada kita, kita tuliskan di atas pasir, bahkan di udara, segera berlalu bersama tiupan angin, sehingga kita tidak perlu kehilangan setiap kesempatan untuk berbahagia. Sebaliknya... tidak melupakan orang yang pernah menolong kita, seperti tulisan yang terukir di batu karang. Yang tidak akan pernah hilang untuk kita kenang selamanya."
Salam sukses luar biasa!!